Jumat, 05 Agustus 2011

Monorail Bakal Kandas Di Tangan Fauzi Bowo

AMBISI bekas Gubernur Sutiyoso membangun monorail di Ibukota Jakarta akhirnya kandas di tangan penggantinya, Fauzi Bowo. Proyek mass transportation yang spektakuler itu dianggap tidak mungkin dilanjutkan lagi karena membutuhkan biaya penyelesaian yang besar. Jika sebuah kota dibangun dengan lintas layang atau bawah tanah, bakal tak ada pintu perlintasan kereta api, sehingga jadwal kereta api bisa 1,5-2 menit sekali seperti yang terjadi di Jepang. Karena itu, kereta api rel listrik (KRL) di Jakarta, kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, tidak mungkin dioperasikan kurang dari 10 menit sebab masih ada pintu perlintasan kereta api dan juga setiap rangkaian KRL selalu penuh.

Di masa Gubernur Sutiyoso, dia berambisi agar proyek mass rapid transit (MRT) DKI Jakarta antara kota ke Lebak Bulus akan dibangun dalam tiga jenis lintasan. Proyek MRT Jakarta ditandatangani 25 Maret 2009 dengan tahap pertama empat stasiun bawah-tanah dan delapan stasiun laying. Rencana pelaksanaan pembangunan konstruksinya adalah pada 2009-2010.

Fauzi mengatakan, monorail bukan proyek yang sepenuhnya digarap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Posisi Pemprov hanya memberikan fasilitas berupa rute dari Jalan Sudirman dan sekitarnya. Kini gubernur lebih berkonsentrasi mengoptimalkan penggunaan proyek busway.

Jalur busway dari Koridor 9 dan 10 tahun ini sudah mulai beroperasi, walaupun banyak kendala. Antara lain masalah keterlambatan, masalah hukum dan biaya tarif. Armada yang nantinya digunakan adalah bus gandeng. Ke depan, Transjakarta menjadi sarana utama transportasi di Jakarta. Fauzi optimis, busway mampu menjadi angkutan umum utama di Jakarta. Hans Suta Widhya, Jakarta Timur

Entitas terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar